Friday, October 16, 2015

Tugas dan Kewajiban Mahasiswa

"TUGAS MAHASISWA BUKAN HANYA KULIAH"
Politik layaknya air kopi, pahit namun nikmat dan diramu dengan kemahiran demi mencapai kemakmuran. Dimulai dari seluk beluk kepahitan, kebebasan dikekang, tanpa bisa berkoar menyuarakan keadilan. Nampaknya keadaan tersebut sesuai dengan kondisi mahasiswa Orde Baru yang seakan vakum dalam kegiatan oposisi.
Salah satu gerakan mahasiswa tersebut adalah kritikan terhadap pemerintah mengenai strategi pembangunan dan kepemimpinan nasional pada tahun 1977-1978. Ternyata kegiatan tersebut menjadi pemicu penyerbuan dan pendudukan militer terhadap kampus-kampus perguruan tinggi Indonesia.

Praktek restruktuisasi politik menjadi langkah yang ditempuh bapak pembangunan dengan menghapus Dewan Mahasiswa (DM) dan mengeluarkan SK Kopkamtib No Skep 02/kopkam/1978 dan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No 0156/U/1978 tentang Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) demi membungkam kebebasan mahasiswa yang bergerak mengikuti nalar intelektualitasnya. Namun puncaknya, pada tahun 1998, persatuan mahasiswa berhasil menggulingkan rezim Orde Baru dengan libasan bertubi tanpa ampun. Raga dan ruh perjuangan menyatu demi keadilan yang sesungguhnya. Sehingga era reformasi telah digenggam dengan mulus. Sejak saat itu, mahasiswa semakin menunjukkan taringnya yang mencabik segala keputusan pemerintah yang merugikan.

Namun sekarang kelihatan bahwa suara mahasiswa mulai membisu seakan tidak mau tahu padahal mereka tau apa yang harus dilakukan, mereka cuma berkomentar tentang jalannya pengeluaran pendapat.
Kedua, paradigma IPK besar tanda kesuksesan. Sebagian mahasiswa cenderung berlomba demi meraih prestasi di atas bangku perkuliahan dengan harapan dapat memetik kesuksesan. Mereka berasumsi akan mudah menduduki jabatan pada pekerjaan apabila mengantongi IPK tinggi. Namun alangkah baiknya bila di samping itu, terdapat pula kontribusi dan keaktifan di sela aktifitas perkuliahan. Tidak sedikit para aktifis kampus yang dengan mudah mengenyam kesuksesan, dan banyak pula para pemilik IPK tinggi yang terpuruk akibat menganggur.
Mahasiswa sebagai agent of change selayaknya tidak menjadi mahasiswa yang apatis, mencari ilmu tidak hanya terpaku pada petuah dosen dan IPK tinggi. Carilah ilmu layaknya orang yang kehausan di padang pasir, ketika terlihat air, ditelan habis sampai ke sumbernya.

No comments:

Post a Comment